Minggu, 26 Juni 2011

Restu

RESTU
Restu bukanlah sesuatu harta benda, namun keberadaanya sangatlah di cari dan memnag laku di jual , sebab memang hamper semua pihak dan bidang di Indonesia memerlukanya , baik perorangan maupun organisasi, baik birokrat, pedagang, maupun usahawan , semua memrlukan restu sebuah restu kadang kadang begitu sulit didapat , akan tetapi karena sangat di perlukan maka untuk mendapatkanyapun dengan segala cara bahkan sampai membayarpun dilakukan, cumin untuk mendapatkan restu.
Kebutuhan akan restu sesungguhnya bermula dari rasa tidak percaya diri. Dia perlu perlindungan untuk melaksanakan setiap langkahnya . Restu atau minta restu sangat mungkin  pada mulanya hanya sekedar basa basi, itupun di lakukan dengan menahan rasa malu > Minta restu pada tahap ini hanya sekedar meniru orang lain yang tampak akrab dengan orangbesar atau pejabat ataubahkan Kyaikarena terbiasa minta restu, bahkan menjadi tidak lumrah bila ada orang tidak minta restu, saat ini banyak orang mengira, bahwa minta restu merupakan kewajiban. Sehingga tidak memperoleh restu disangka berbuat dosa besar , anehnya anggapan ini juga menjangkiti yang di mikntai restu, apabila ada sesuatu di daerahnya entah pembangunan entah mendirikan pondok entah masjid ,sekolahan kalau yang bersangkutan tidak di mintai restu dia akan merasa terlangkahi karena dia adalah kiai terbesar di daerah itu lalu dia akan mengatakan pembangunan itu tak akau restui, tak aku ridhoi dan akan menimbulkan maksiat yang berkepanjanagan ,begitu besarkah peranan restu sampai mengalahkan akal sehat bagi orang yang biasa di mintai restu subhanallah,
Ada orang bijak mengingatkan, budaya restu merupakan budaya feudal yang tidak sesuai lagi bagi manusia merdeka. Nasehat itu terasa asing walau nalar sehat tak bisa memungkirinya. Para pecandu restu merasa berat meninggalkannya karena sudah menjadi budayanya menjilat para pejabat atau para kiai .para pemberi restu juga merasa kesepian bila sampai tak ada orang yang minta restunya padahal dia juga tahu, pemberian restui sama saja melestarikan penjajah.
Mendapat restu bisa berarti terbukanya peluang rizki yang sangat besar begitu juga sebaliknya tak mendapat restu berarti akan tersumbatnya mata air keberuntungan. Menyadari hal itu para pemberi restu pun memasang tarip. Untuk setiap jenis restu di pasang harga yang setara, dari sinilah lahir pula calo dan broker restu, dan akhirnya restu menjadi industry yang sangat menguntungkan.
………………………………..
By; alumniep2mt@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar