Sabtu, 25 Juni 2011

Muru'ah


Muru’ah
Makna muru'ah yg betul adalah menjaga diri dari hal hal yg aiib, misalnya (maaf) membersihkan telinga didepan umum/tamu tamu, atau laiinnya, dan yg lebih jelas lagi adalah menjaga diri dari hal yg tak pantas dilakukan didepan orang, jika dihadapaln Alllah swt pun ada Muru'ah, yaitu malu berbuat hal yg tidak sopan pd Allah swt, misalnya saat murka saling caci ia juga melibatkan nama Allah, atau hal hal yg mengingkari adab, pd manusia dan dan Allah swt.
Seorang ulama berkata, “Jadilah orang yang memiliki muru’ah, karena muru’ah adalah bagian dari adab.”
Muru’ah bibir adalah perkataan yang manis, baik dan lembut dan membasahinya dengan senantiasa berdzikir kepada Allah SWT. Muru’ah akhlak adalah keluasan dan kelapangan terhadap orang yang dicintai dan dibenci. Muru’ah harta adalah menyalurkannya kepada tempat-tempat yang baik.
Dengan akhlak yang Anda miliki, Anda bisa membina hubungan-hubungan social yang luas. Dengan ucapan yang sopan, sikap yang lapang, tingkah laku yang bijak dan pembawaan yang tenang. Akhlak yang menarik orang lain kepada Anda, sehingga Anda benar-benar menjadi pribadi yang magnetis
Para fuqaha berkata tentang pembatasan muru'ah, "Maksudnya
adalah pemakaian sesuatu yang membaguskan hamba dan meninggal-kan
apa yang mengotori dan memperburuk dirinya."
Ada pula yang mengatakan bahwa muru'ah adalah menerapkan
setiap akhlak yang baik dan menjauhi setiap akhlak yang buruk.
Hakikat muru'ah adalah menghindari hal-hal yang rendah dan hina,
baik perkataan, perbuatan maupun akhlak.  
 Lalu bagai mana kah kalau di lihat dari kaca mata muruah  kiai yang ikut dlam suatu partai politik yang mendorng untuk berbicara kasar mencaci menjegal  atau bahkan berani menghukumi haram pada sesuatu yang belum jelas ke haraman atau kehallanya ,bisa kita lihat akhir akhir ini kiai sesame kiai saling caci saling menjatuhkan dengan menghalakan berbagai cara hanya karena perbedaan partai yag di ikutinya, dengan embel embel berjihad atau demi agama islam yang ahlisunah ,atau apa ajalah ……….yang mengatasnamakan ALLAH  swt demi memnuhi ambisinya .apa bisa di katakana muru,ah,,,,….? Salah tempatkah……….?????????????
 Bila seorang kiai saja yang tau batas batas muru’ah tidak dapat menjaga muru’ah lalu bagai mana dengan kita orang awam… yang tidak tau apa tho muruah itu apalagi untuk menjaganya……………………….
Wallahu a’lam
By : alumniep2mt@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar